Pemerintah Gunakan Data Satelit Perhitungan Luas Sawah

Pemerintah pada akhirnya setuju menyempurnakan cara perhitungan produksi beras dengan memakai data pengawasan satelit untuk memprediksi luas tempat sawah. Hal tersebut disetujui dalam rapat hanya terbatas yang di pimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil presiden Jakarta, Senin, 22 Oktober 2018.

Rapat didatangi oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Koordinator bagian Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Agraria serta Tata Ruangan (ATR) Sofyan Djalil serta Kepala Tubuh Pusat Statistik Suhariyanto. Sesaat Menteri Pertanian Amran Sulaiman tidak ada dalam rapat pengaturan itu.

"Dengan ilmiah, kami melakukan perbaikan itu; yang digunakan ini ada dua, satelit serta (data) lapangan. Sesudah (memakai) satelit, selanjutnya dicek di lapangan," kata Wakil presiden Jusuf Kalla selesai pimpin rapat di Kantor Wakil presiden Jakarta.

Dalam usaha perbaikan perhitungan prediksi produksi beras, JK tidak menyertakan Kementerian Pertanian dalam mengalkulasi luas tempat sawah. Perhitungan luas tempat sekarang dikerjalan oleh Kementerian ATR dengan Tubuh Info Geospasial serta Instansi Penerbangan serta Antariksa Nasional (Lapan).

Artikel Terkait : cara mengukur luas tanah

Step pertama, penyempurnaan cara perhitungan produksi beras dikerjakan dengan mendalam dengan menyertakan Kementerian ATR, Tubuh Info Geospasial (BIG) serta Instansi Penerbangan serta Antariksa Nasional (Lapan) untuk mengalkulasi luas bahan baku sawah nasional.

Ke-2, BPS serta Tubuh Pengkajian serta Aplikasi Tehnologi (BPPT) bertindak lakukan perhitungan luas panen. Ke-3, BPS selanjutnya lakukan perhitungan mengenai prediksi produksi gabah kering per hektare. Paling akhir, dikerjakan perhitungan alterasi gabah kering jadi beras oleh BPS.

Kesalahan perhitungan data prediksi produksi beras nasional sampai kini berlangsung semenjak 20 tahun paling akhir. " Sampai kini, semenjak tahun 1997, berlangsung satu angka yang sesuai lapangan. Angka produksi beras semenjak 1997 s/d saat ini itu berlangsung produksi yang makin bertambah terus, walau sebenarnya di lain faksi sawah menyusut 1,5 % per tahun serta masyarakat makin bertambah," kata JK.

Sepanjang tiga tahun paling akhir, semenjak 2015, BPS tidak keluarkan prediksi prediksi produksi beras nasional. Hal tersebut dikarenakan terdapatnya kesalahan perhitungan luas sawah oleh Kementerian Pertanian. "Jika ini pendataan semenjak 1997 waktu lalu, saya terhitung salah sebagai Wakil presiden waktu lalu sebab tidak selekasnya menilai," tutur JK.

0コメント

  • 1000 / 1000