LAZISNU Sidoarjo Terima Zakat Mal, Berkah Ngaji

Dalam rencana menyongsong Hari Santri 2019, Pengurus Daerah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mempunyai beberapa serangkaian acara. Diantaranya pada Sabtu (12/10) dengan mengadakan pengajian bertopik Ngaji Mahasantri Millenial bersama dengan KH Bahauddin Nur Salim (Gus Baha').

Kiai dari Rembang, Jawa Tengah itu demikian memikat masyarakat Jawa Timur. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan peserta pengajian yang memadati kantor PWNU Jawa timur semenjak pagi. Tidak ayal, semua lantai di kantor yang beralamat di Jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya itu penuh sesak sebelum pengajian diawali.

Pekerjaan sendiri dipusatkan di lantai tiga, sedang untuk lantai dua serta satu disiapkan layar-lebar untuk menyimpan ketertarikan peserta yang ada

KH Abdussalam Sochib menyampaikan jika kedatangan Gus Baha’ untuk memperantai rasa ingin tahu serta keingintahuan masyarakat milenial di Jawa Timur.

“Dakwah Gus Baha’ di sosial media seperti di Youtube benar-benar disukai karena kedalaman ilmunya,” kata Ketua Panitia Hari Santri PWNU Jawa timur itu. Yang spesial, dari pengajian ini Pengurus Cabang (PC) NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infaq serta Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Sidoarjo terima zakat mal.

“Alhamdulillah, NU Care-LAZISNU Kab Sidoarjo memperoleh karunia selesai ngaji dengan terima zakat mal sebesar 5 juta rupiah dari seseorang entrepreneur butik asal Sidoarjo yang ikut juga ngaji bersama Gus Baha’,” kata Muhammad Ihsan yang Ketua PC NU Care-LAZISNU Sidoarjo di kantor PWNU Jawa timur.

Artikel Lainnya : zakat adalah

Pada ngaji itu ikut ada Wakil Rais PWNU Jawa timur, KH Agus Ali Masyhuri, Gus Kautsar (Ploso, Kediri), Gus Reza Ahmad Zahid (Lirboyo, Kediri), perwakilan instansi serta tubuh otonom atau Banom, dan undangan.

Kedatangan Gus Baha’ serta ke-2 kiai muda itu untuk penuhi keperluan santri milenial akan ceramah yang santun serta teduh dengan tidak tinggalkan adat pesantren.

KH Agus Ali Masyhuri waktu memberi sambutan menyampaikan supaya Indonesia selalu aman, karunia, sejahtera, pemimpin serta rakyatnya selamat.

Gus Ali, panggilan akrabnya mengemukakan banyak nasehat salah satunya ajak semua yang ada untuk istikamah dalam berusaha serta tidak lupakan riwayat. Sedang Gus Kautsar ajak santri selalu untuk cari pengetahuan. Demikian juga sebaiknya waspada dalam pilih contoh atau guru sebab kondisinya makin memprihatinkan.

Gus Baha’ mengemukakan beberapa materi dalam bahasa simpel tetapi gampang diolah oleh semua yang ada. Seseorang pria paruh baya, Imam Syafi’i yang walau usianya tidak milenial kelihatan demikian semangat ikuti acara sampai akhir.

Modin perawat jenazah di Dusun Kedung, Desa Jumputrejo, Sukodono, Sidoarjo yang masih aktif jadi anggota GP Ansor itu beharap Gus Baha’ dapat isi pengajian di daerahnya. “Saya benar-benar senang ngajinya Gus Baha’. Kapan ya dapat ada ngaji di desa saya?” harapnya. 

0コメント

  • 1000 / 1000