Branding Bisnis “Hijrah”

Beberapa waktu akhir-akhir ini, kata “Hijrah” jadi kata yang ciri khas dipakai oleh beberapa warga urban (perkotaan) beragama Islam. Kata “Hijrah” juga dipakai jadi nama satu komune yang banyak menarik ketertarikan golongan muda Muslim. Kampanye-kampanye pergerakan pemuda pindah ini juga makin meriah melalui sosial media online seperti Facebook (Fb), Instagram (IG), WhatsApp (WA), serta aplikasi yang lain. Ustadz-ustadz artis juga banyak muncul serta disertai artis-artis sebagai mode atau sales.

Komune pindah ini menjamur di warga urban biasanya serta di kampus-kampus (mahasiswa) terutamanya. Golongan muda muslim juga banyak yang dipengaruhi oleh komune pindah itu. Komune itu banyak beraktivitas kegiatannya di Masjid untuk dengarkan ceramah-ceramah berbentuk doktrinisasi. Golongan muda yang masuk komune pindah yakni sebab alami keresahan hidup hingga mereka turut masuk, serta cukup banyak ikut juga sebab tren.

Lalu apa mereka mengerti sebetulnya apa serta bagaimana pindah yang mereka sebut-sebut? Apa motif kampanye masif pergerakan pindah itu? cukup banyak juga yang berasumsi serta mempunyai tujuan dengan masuk di komune pindah itu dia dapat mengubah dianya jadi pribadi yang lebih baik. Namun, cukup banyak yang alami jika komune pindah itu gagal penuhi kehampaan spritualnya, tidak dapat menjawab apa yang dicarinya, serta mereka cuma beralih kenakan pakaian saja.

Ceramah-ceramah berbentuk doktrinisasi yang mereka dengar dibalut dengan motivasi keagamaan. Metodenya menceritakan mengenai bagaimana kehidupan anak muda yang jauh dari agama. Sedang, di komune itu tidak bisa berpikir gawat, ditambah lagi memasalahkannya pada Ustadz artis itu, serta lain yang cuma melihat khotbah melalui video. Benar-benar sangat enak untuk didengar, serta membuat dada menggelora ingin beralih selekasnya sebab terpacu, tetapi saat bertemu dengan realitasnya, apa yang didengar awalnya tidak bisa diterapkan jadi bentuk jalan keluar. Sebetulnya yang “keluar” dari Ustadz artis itu ialah slogan-slogan semata.

Artikel Terkait : pengertian bisnis

“Hijrah” Jadikan Branding Usaha

Kata “Hijrah” sudah jadikan brand (branding) usaha yang benar-benar laku di market warga muslim muda. Ini dibuktikan dengan menjamurnya komunitas-komuitas pindah. Pergerakan “hijrah” ini juga melalui dampak khotbah Ustadz artis, serta artis-artis yang mendadak beralih tampilan jadi Islami, benar-benar masif. Kata “hijrah” dipakai jadi brand satu produk usaha, seperti bagian makanan dengan jargon “Kuliner Halal”, Fesyen atau pola hidup dengan jargon “Pakaian atau pola hidup syar’i”, bagian musik dengan jargon “Musik Islami”, brand usaha umrah (wisata) dengan jargon “Wisata Halal”, serta type produk usaha dan slogan-slogan yang lain.

Kenapa kata ini (Pindah) jadikan brand satu produk usaha? Ini karena populasi Muslim di dunia akan berkembang cepat. Seperti data yang diambil Shelina Janmohamed (2017) jika, menurut Pusat Analisa Agama serta Kehidupan Sosial Pew, waktu populasi dunia diproyeksikan tumbuh 35% dalam empat dekade akan datang, jumlahnya Muslim direncanakan bertambah 73%, berarti dari 1,6 miliar pada 2010 jadi 2,8 miliar pada 2050, serta pada 2030, 26,5% masyarakat dunia ialah Muslim.

Saat populasi Barat mulai menua, populasi Muslim masih terbilang muda serta terus berkembang. Pada 2010 lalu, Muslim mempunyai median umur termuda, 23 tahun. Tingkat kesuburan Muslim jauh tambah tinggi dibandingkan populasi non-Muslim; 3,1 versi 2,3. Populasi paling banyak Muslim berada di India, Indonesia serta Turki.

Selanjutnya Shelina mengungkapkan jika, dalam tingkatan komersial serta kreatif, pertanda dampak generasi muda Muslim dalam masyarakatnya serta dunia keseluruhannya kelihatan jelas. Ide pencintraan–membangun usaha, produk, serta brand untuk mencapai customer Muslim–juga mempunyai daya tariknya sendiri, industri makanan serta pola hidup halal direncanakan sebesar $1,8 triliun pada 2014 lalu serta diperkirakan selalu bertambah sampai $2,6 triliun pada tahun 2020.

Lihat data di atas, barisan usaha mana yang tidak tertarik ambil keuntungan dari usaha brand “hijrah” ini. Mereka manfaatkan kejadian ini dengan beberapa langkah agar memengaruhi populusi paling banyak itu jadi konsumerisme. Mereka membungkus produk bisnisnya dengan label-label atau berjenre islami, seperti brand “Hijrah”, “Syari’ah” atau “Syar’i”, “Halal”, “Jomblo fisabilillah”, dan sebagainya.

0コメント

  • 1000 / 1000